GRESIK – Dalam rangka
meningkatkan rasa cinta tanah air, DKC Garda Santri Kabupaten Gresik
menyelengarakan dialog interaktif dengan tema
Peran Santri & Milenial dalam Penanggulangan Gerakan Radikalisme di
Kabupaten Gresik.
Acara yang diselenggarakan tadi malam (30/10) di Potlot
Caffe dihadiri beberapa tokoh diantaranya Dr. H. Mohammad Qosim. M.Si (Wakil
Bupati Gresik), H. Fandi khmad Yani, S.E (Ketua DPRD Gresik), H. Moh Abdul Qodir,
S.Pd (Ketua F-PKB DPRD Gresik), KH. M. Ala’uddin, Lc., M.Sei (Ketua RMI NU
Gresik), AKP Jingga Novriyanto, S.E., S.I.K. (Kasat Intelkam Polres Gresik),
dan Drs. Darman, M,M (Kepala Kesbangpol Gresik).
Dalam diskusi tersebut membahas
tentang seputar pencegahan radikalisme di Kabupaten Gresik. Wakil bupati Gresik
menyatakan bahwa radikalisme tidak mencerminkan agama mana pun.
“Radikalisme bertentangan dengan
semua agama, radikalisme bertentangan dengan semua perundang –undangan.” Ungkap
Qosim.
Beliau juga mengajak seluruh
elemen masyarakat dan pemerintah bekerjasama dalam pencegahan terorisme yang
ada di lingkungan masyarakat. Ketua F-PKB DPR Gresik juga
mengharapkan peran aktif santri untuk mencegah radikalisme di masyarakat.
“Santri yang bisa dilakukan,
radikal tidak ada keterkaitannya dengan salah satu agama maka diharapkan santri
dapat kaffah dibidang keagamaan juga kafah dibidang pemberdayaan dirinya.”
Kegiatan ini ditutup dengan
penyerahan hadiah lomba vlog “Cinta Tanah Air” yang diselenggarakan oleh DKC
Garda Santri Kabupaten Gresik dalam upaya meningkatkan rasa nasionalisme kepada
kalangan remaja.
Komentar
Posting Komentar