Langsung ke konten utama

Sejarah Batik Gresik



Tanggal 2 Oktober adalah hari batik internasional, Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada sebuah kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Secara resmi, UNESCO telah menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009.

Kata Batik berasal dari gabungan dua kata bahasa jawa, amba yang bermakna menulis dan titik yang bermana titik. Batik sebagai kekayaan budaya daerah bangsa Indonesia sangat beraneka ragam dengan kekhasan tersendiri dari masing-masing daerah.

Gresik selain sebagai kota santri dan industri ternyata menyimpan berbagai karya seni yang bercitarasa tinggi, salah satunya adalah batik. Gresik yang berasal dari kata “Giri” yang berarti gunung atau bukit dan “Gisik” yang berarti pantai atau pesisir. Hal ini tidak terlepas dari lokasi geografis dan juga pengaruh besar Raden Paku (Sunan Giri) di bukit dan Raden Santri (Sunan Gisik) di pesisir sebagai seorang mubaligh dan ulama besar yang menjadi panutan masyarakat.

Menurut ahli dan pakar sejarah sekaligus sesepuh masyarakat Gresik, KH. Mochtar Djamil meyatatakan dalam sebuah kesempatan Haul Sunan Prapen (30/07/2015) bahwa Sayyid Ali Murtadho “Raden Santri” (Sunan Gisik) merupakan bapak batik Gresik, dimana motif batik yang berkembang di Gresik saat ini tidak terlepas dari pengaruh dan peran serta Raden Santri (sunan Gisik) sejak abad ke-13. Sayangnya, batik asli karya Raden Santri (Sunan Gisik) belum diketahui keberadaannya.

Batik Gresik sendiri memiliki berbagai motif diantaranya adalah batik motif “Loh Bandeng” atau “Ikan Bandeng” yang merupakan ikan khas Gresik diarenakan masyarakatnya bermata pencahariaan sebagai petani tambak bandeng, bahkan setiap tahunnya tepatnya dua hari menjelang hari raya Idul Fitri diadakan festival Pasar Bandeng yang telah berlangsung ratusan tahun.

Beberapa motif batik lainnya adalah motif “Mahkota Giri”, motif “Sekar Pudak”, motif “Betoyo Guci”, motif “Rusa Bawean”, motif “Betoyo Guci”,motif “Damar Kurung”dan lain sebagainya. Motif batik “Mahkota Giri”merupakan salah satu motif yang mengangkat nuansa Islami, dalam motif Mahkota Giri terdapat gambar trap limo atau undak-undakan berjumlah lima tingkat yang melambangkan lima rukun Islam. Gambar mahkota Giri menunjukkan kebesaran Sunan Giri yang berhasil menyelesaikan amanah memimpin Giri Kedaton (Kesultanan Islam yang menjadi cikal bakal Gresik) dimana akhlaq dan pemahaman agama masyarakat dapat dibina dengan baik dan benar.

Motif “Sekar Pudak”digambarkan dengan enam kelopak bunga pudak atau bunga pandan melambangkan enam rukun iman. Sedangkan sembilan serbuk sari memiliki makna Wali Songo yang berjasa dalam pengembangan Islam dan sebagai bentuk trimakasih kepada Wali Songo sebagai Ulama yang telah menjadi sarana mengenal agama Islam di Nusantara. Dominasi warna hijau adalah simbol Gresik sebagai kota Santri.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamus Bahasa Gresik

A agéh : ayo cepat, mari alôp-alôp : ngalop – ngomong sesuatu ditakutkan akan terjadi sungguhan     ambèk, barèk : bersama, bareng, dengan                                                   ambèn : Bayang ranjang dari bambu atau kayu. amblas : ilang amblêg : Longsor ambong : cium ambu , mambu :bau ancang-ancang jaga jarak ancèn memang ancur hancur ancur lem campuran lem dan gilingan kaca untuk memperkuat benang layang layang andhok makan/ minum di warung/restoran andukan,andu’an manuk memakai handuk,mengadu/balapan burung dara anduk handuk, andus suka yang berlebihan anggêr asal angon melihara angop menguap antarané kira-kira begitu antêm lempar, pukul antêng diam / tenang antèp glegek’en, sendawa antêp berat anyang-anyangên sering buang air kecil apé, katé akan apèn-apèn acting, pura-pura apês sial aran, jênêng nama arang-arang kambang nama sejenis jajanan aras-arasên malas arèk anak, anak muda. arêng arang asat,sat tidak ada air aték pakai awakm

Haul Akbar Gresik, Ratusan Ribu Orang Dzikir Bersama

GRESIK  – Puncak acara Haul Akbar Gresik 2019 di Jalan Veteran, Gresik dihaadiri ratusan ribu jama’ah Al Khidmah dan masyarakat Gresik. Para  jama’ah yang hadir dari berbagai daerah bahkan mancanegara turut memadati sepanjang jalan veteran gresi pada Ahad (1/9/2019). Dalam kegiatan tersebut tampak hadir Al Habib Murtadho bin Abu Bakar bin Thohir dari Yaman (Cicit Pengarang Kitab Sullam Tufiq), H. Emil Tsnaif Tarigan selaku ketua umum penggurus pusat Al Khidmah, Letjen TNI (Purn) Arifin Tarigan, AKBP Wahyu Sri Bintoro selaku Kapolres Gresik, Letkol Inf Budi Handoko selaku Dandim 0817 Gresik serta para ulama, masyayik, kyai, habaib serta ratusan ribu jama’ah Al Khidmah. Ungkapan rasa syukur mewakili Panitia dan Jama’ah Al-Khidmah oleh H. Emil Tsnaif Tarigan ( Ketua Umum Pengurus Pusat Jama’ah Al-Khidmah) yang intinya : Ucapan terima kasih kepada para Masyayikh, habaib, kyai, alim ulama, sesepuh, para pejabat dan jamaah sekalian yang telah turut hadir dalam kegiatan Majelis