Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik
bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang
baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili
oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga pengakuan
kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 29 Desember 1949.
Meskipun demikian, gerakan revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908,
yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia.
Madrasah Aliyah Ma’arif NU Sidomukti atau MAMNUSI merupakan
salah satu saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia di masa revolusi. Madrasah
yang berdiri pada tahun 1934 ini didirikan oleh para ulama dan masyarakat
setempat dengan penggurus madrasah diantaranya KH. Hasan, KH. Hambali, H.
Gholib. Pada awal berdirinya sekolah ini hanya diisi sembilan guru yakni KH.
Hasan, H. Gholib, KH. M. Basir, KH. Masyhud, Kyai Amin, KH. Nur Syamsi, H.
Anwar Katsir, KH. Zuhri Fatchur, dan KH. Amin Tamim yang menjabat sebagai ketua
guru.
Pada tahun 1934 masehi di kampung Jeraganan, Desa
Sidomukti dibangun gedung untuk madrasah yang terdiri dari 4 kelas. Setelah
berjalan sekitar sebelas tahun, pada bulan September 1945 proses belajar
mengajar ditutup sementara perjuangan dilanjutkan ada perjuangan fisik. Gedung
madrasah pun tak luput dari serangan mortir, tak hanya itu gedung madrasah juga
digunakan sebagai markas para pejuang dan tentara. Setelah vacum beberapa
tahun, pada bulan Juni 1955 madrasah dibuka kembali untuk proses belajar
mengajar. Saat ini sekolah yang dikenal banyak menghasilkan atlet berprestasi
terus berbenah menjadi sekolah modern berbasis agama Islam dan tetap istiqomah
mencerdaskan anak bangsa.
Sumber : http://www.mamnusi.sch.id
Sumber : http://www.mamnusi.sch.id
Komentar
Posting Komentar